Sebelumnya UMM sudah melakukan program magang serupa. Wednesday, 4 Jumadil Awwal 1443 / 08 December 2021Tingginya populasi lansia di Jepang menimbulkan kebutuhan akan perawat lansia yang tinggi pula. Untuk itulah pemerintah Jepang membuka beasiswa perawat ke Jepang untuk pelajar-pelajar di luar Jepang. Hal ini karena supply dari dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Selain karena kurangnya jumlah tenaga kerja untuk bidang caretaker lansia, populasi tenaga kerja usia muda juga minim di Jepang. Itulah mengapa program beasiswa perawat ke Jepang dibuka. Nah, bagaimana tahapan agar pelajar atau mahasiswa perawat bisa melanjutkan kuliah keperawatan di Jepang? Simak penjelasannya dalam artikel ini. Daftar Isi Program Pengiriman Perawat ke Jepang Beasiswa Perawat ke Jepang untuk Lulusan Perawat Syarat Mendapatkan Beasiswa Perawat di Jepang Indikator Keberhasilan Program Beasiswa Program Pengiriman Perawat ke Jepang Umumnya, program beasiswa ini adalah hasil kerjasama antara NPO Jepang, pihak swasta di Jepang dan juga pemerintah negara asal mahasiswa. Selain itu, program beasiswa perawat ke Jepang juga bisa dihasilkan dari kerjasama antara universitas dengan pihak yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang. Di Jepang, perawat lansia banyak yang berasal dari luar Jepang seperti China, Indonesia, Filipina dan juga beberapa negara lainnya. Hal ini karena jumlah perawat lansia di Jepang tidak sebanding dengan jumlah lansia yang harus dirawat. Untuk itu, program beasiswa ke Jepang menjadi cara negara Jepang memenuhi kebutuhannya. Pengiriman perawat ke Jepang dijembatani oleh perusahaan penyedia tenaga kerja, lembaga sertifikasi perawat dan juga kementerian tenaga kerja. Indonesia sendiri telah beberapa kali mengirimkan calon perawat untuk magang ataupun bekerja di Jepang melalui program beasiswa keperawatan. Lulusan akademi keperawatan, kebidanan, fisioterapi dan juga SMK kesehatan bisa mengikuti program ini. Tetapi tentu saja mereka harus mengikuti pelatihan di negara asal terlebih dahulu agar bisa memenuhi standar keperawatan yang ada di Jepang. Dengan banyaknya populasi manula dan terbatasnya tenaga perawat, tentu ini membuka peluang kerja yang besar di Jepang untuk orang-orang dari luar Jepang. Kisaran gaji yang nantinya diterima juga cukup tinggi jika dibandingkan dengan gaji di negara asal. Sebagai contoh, perawat bersertifikat bisa mengantongi 21-30 juta sebulan. Besarnya peluang kerja sebagai perawat di Jepang ini memang sejalan dengan kebijakan pemerintah Jepang dalam mengimpor tenaga kerja. Banyak tenaga kerja lokal usia muda di Jepang yang tidak tertarik menjadi perawat. Kerja sama Jepang dengan negara lain contohnya Indonesia dalam memenuhi kuota perawat ini sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu. Artikel Pilihan Beasiswa Perawat ke Jepang untuk Lulusan Perawat Program beasiswa ini berlaku bagi mahasiswa keperawatan yang ingin meneruskan bekerja atau magang sebagai perawat lansia di Jepang. Selain itu, ada juga program beasiswa bagi lulusan perawat melanjutkan kuliah keperawatan di Jepang. Jenis beasiswa keperawatan ini ada yang beasiswa penuh, namun ada juga yang hanya sebagian. Contohnya adalah beasiswa dari Hotsuma International Gifu School pada sekitar tahun 2018 lalu. Nominal biaya meneruskan kuliah keperawatan akan dipotong, dimana potongan ini nanti harus dicicil kembali oleh mahasiswa setelah mendapatkan upah bekerja paruh waktu di panti jompo. Nantinya, lulusan perawat yang meneruskan kuliah di Jepang ini berpotensi bekerja di Jepang sebagai perawat dan juga caretaker lansia. Sebelum bekerja, akan ada program magang terlebih dahulu guna memperdalam pengetahuan mengenai cara kerja, budaya Jepang, serta budaya kerja di Jepang itu sendiri. Syarat Mendapatkan Beasiswa Perawat di Jepang Agar mahasiswa keperawatan bisa melanjutkan kuliah ke Jepang melalui program beasiswa perawat, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Berikut ini penjelasan seputar persyaratan beasiswa perawat ke Jepang 1. Syarat Usia Calon peserta beasiswa keperawatan di Jepang adalah 18-28 tahun. Dengan adanya batasan usia ini, maka calon peserta bisa mempersiapkan diri. Bagi yang ingin langsung mengikuti beasiswa ini setelah lulus SMK, maka usia haruslah 18 tahun. Namun bagi lulusan perawat, pastikan usia tidak lebih dari 28 tahun. 2. Syarat Jenjang Pendidikan Terakhir Syarat jenjang pendidikan untuk mengikuti program beasiswa perawat ke Jepang cukup fleksibel. Lulusan SMK kesehatan, D3 perawat, dan S1 keperawatan atau Kebidanan bisa mengikuti program ini. Untuk jurusan di luar jurusan keperawatan atau kebidanan, bisa mengikuti program beasiswa yang lain. 3. Kemampuan Berbahasa Jepang Sebelum berangkat ke Jepang untuk mengikuti program beasiswa, maka calon perawat haruslah bisa berbahasa Jepang. Untuk itu, disarankan mengikuti kursus bahasa Jepang terlebih dahulu minimal 5 bulan. Biasanya, di tempat pelatihan sebelum berangkat ke Jepang juga akan diberikan pelajaran bahasa Jepang. 4. Maksimal Jarak dengan Pendidikan Terakhir Untuk lulusan perawat yang ingin mengikuti program beasiswa ini harus memperhatikan tahun kelulusannya. Jarak dari waktu lulus ke waktu pendaftaran beasiswa adalah maksimal 5 tahun. Jadi, tidak semua lulusan perawat bisa mendaftar apalagi yang sudah melewati batas maksimal ini. 5. Syarat Status Pernikahan Pernikahan juga menjadi salah satu poin persyaratan program beasiswa ini. Calon penerima beasiswa tidak boleh terikat dalam pernikahan atau harus berstatus single. Penerima beasiswa bisa melakukan pernikahan ketika proses perkuliahan selesai atau lulus. Nantinya, keluarga juga bisa diajak tinggal di Jepang. 6. Syarat Kemauan Kerja Penerima beasiswa haruslah orang-orang yang memiliki kemauan kuat untuk belajar dan bekerja di Jepang. Seperti diketahui bahwa merawat lansia tentu berbeda dengan merawat orang usia muda. Untuk itu, diperlukan orang-orang dengan etos kerja tinggi, sikap ramah, dan mau menerima pelajaran-pelajaran baru. Indikator Keberhasilan Program Beasiswa Rupanya, gaji yang tinggi saja tidak serta merta menjadikan program beasiswa perawat ke Jepang ini sukses. Ada indikator lain yang ternyata menjadi indikator utama keberhasilan program yaitu kesehatan mental para perawat. Perbedaan budaya, bahasa, dan masalah sosio kultural lainnya kerap menjadi masalah bagi para perawat asing di Jepang. Menurut studi yang dilakukan pada tahun 2012, kesehatan mental para perawat mulai menurun saat mereka masuk ke dunia kerja. Sebagai orang asing atau gaijin, perawat dari luar Jepang kerap mendapat diskriminasi dan harus terus menjaga citra baik. Ini memicu mereka bekerja terlalu keras dan kerap tertekan. Belum lagi perasaan kesepian karena minimnya teman. Sulitnya menjalin persahabatan dengan rekan kerja lokal bisa disebabkan karena kendala bahasa, perbedaan budaya, serta terbatasnya akses. Selain itu, kesenjangan gaji juga kerap menjadi isu. Walaupun tergolong tinggi, namun jika dibandingkan dengan perawat lokal, gaji perawat asing tetap lebih rendah. Oleh karena itu, pemerintah negara yang mengirimkan perawat harus terus memonitor kesehatan mental para perawat. Indonesia, sebagai salah satu negara pemasok perawat mengedepankan kesejahteraan psikologis sebagai indikator keberhasilan program. Indikator ini kemudian digunakan untuk mengukur benefit yang nantinya diterima dari adanya program beasiswa ini. Kesimpulannya, peluang kerja untuk menjadi perawat di Jepang melalui jalur beasiswa sangat besar. Pemerintah Jepang membuka program beasiswa perawat ke Jepang karena negara itu memang membutuhkan tenaga kerja bidang perawat. Jika berminat, gali dan kumpulkan dulu informasi sebanyak-banyaknya tentang program beasiswa ini. Baca juga Kerja Sebagai Perawat di Jepang Dengan Gaji Puluhan Juta Rupiah? Begini Caranya!
Kami menawarkan berbagai macam Program bagi Anda yang ingin bekerja ke Jepang. Tidak yakin dengan apa yang Anda butuhkan, atau berapa biayanya? Kami dapat menjelaskan Program yang tepat untuk Anda dan memberikan info lebih lanjut tentang biayanya. Hubungi di bawah ini. Magang Jepang Direkomendasikan bagi yang ingin bekerja ke Jepang. Progam kerjasama dengan pemerintah jepang dari tahun 90an. Proses mudah dan cepat. Perawat Lansia Bekerja di rumah sakit jepang sebagai perawat. Direkomendasikan bagi wanita dengan lulusan umum ataupun keperawatan. Proses hanya fokus di Bahasa dan serta biaya ringan Kursus Bahasa Jepang Ditujukan bagi peserta umum yang ingin mendalami Bahasa Jepang, persiapan tes JLPT, dan juga persiapan kuliah atau kerja ke jepang Engineering Ditujukan untuk lulusan D3/S1 jurusan teknik. Gaji setara dengan karyawan Jepang 30 jutaan, bisa membawa keluarga dan bisa berpindah perusahaan. Tokutei Ginou Program Tenaga ahli berketrampilan. Diperlukan level bahasa Jepang dasar dan lulus uji ketrampilan yang diselenggarakan oleh pemerintah Jepang. Jepang Re-Entry Beberapa program bagi mereka yang sudah pulang dari program Magang Jepang. Mari bergabung bersama kami
KoranJogja Butuh 1000 Perawat Lansia, Peluang Kerja di Jepang Terbuka Gunungkidul - Jakarta - Peluang untuk menjadi perawat bertaraf internasional terbuka luas untuk kamu yang serius menggeluti profesi ini. Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan, melalui Politeknik Kesehatan bekerja sama dengan lembaga penyedia kelas perawat internasional di Jepang, MedPA Fukuoka membuka kelas perawat Penyediaan Tenaga Kesehatan, Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Oos Fatimah Rosyati mengatakan, perawat yang ingin bekerja atau magang di Jepang dapat memanfaatkan program Indonesia Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA ini untuk menjadi kangoshi, istilah untuk perawat di Jepang. "Program kelas internasional perawat Jepang ini membantu perawat Indonesia dalam meningkatkan kualitas," kata Oos di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III di Bekasi, Rabu, 6 April syarat untuk mengikuti program kelas perawat internasional tersebut antara lain memiliki pengalaman kerja minimal dua tahun, mengikuti ujian seleksi, serta menjalani pelatihan bahasa di Indonesia selama enam bulan dan bekerja atau magang di Jepang selama enam bulan. Selama masa kontrak sebagai kandidat perawat mendapat kesempatan untuk mengikuti ujian nasional setiap tahun. Apabila lulus akan teregistrasi sebagai perawat di ini, Oos melanjutkan, dari orang perawat yang melamar bekerja di Jepang, hanya 10 persen yang lulus tes. Selain sedikitnya pelamar yang lulus, perawat Indonesia kerap terkendala syarat dua tahun on-site clinical yang mengakibatkan persentase passing grade perawat turun dan akhirnya kurang banyak itu, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan MedPA Fukuoka dalam membuka kelas perawat internasional yang diharapkan dapat menghilangkan persyaratan dua tahun pengalaman on-site clinical tadi. Para calon perawat di kelas internasional ini akan kuliah selama lima tahun dengan tambahan pendidikan bahasa dan keahlian perawat Jepang dari tingkat dasar hingga President MedPA Fukuoka, Ishida Kanako telah mengecek mekanisme belajar beserta fasilitas bagi perawat di Politeknik Kesehatan Jakarta III milik Kementerian Kesehatan. Tujuannya, menyesuaikan dengan program belajar di kelas perawat internasional. Selain membuka peluang bagi perawat untuk "naik kelas" menjadi perawat internasional, implementasi kerja sama ini juga berupa peningkatan sarana dan dukungan tenaga pengajar perawat yang didatangkan dari Jepang oleh MedPA jugaEllen Church, Perawat Menjadi Pramugari Pertama di DuniaSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.